Dialektika Mencinta

Pasal 1

Menerka siklus harian yang kurus (sedih), tidak lagi kujumpai lembab membekas di matamu. Harusnya senang aku (sedih), tidak buatmu larut dalam perkaraku yang jadi sebab agnostik kepadaku (telah kuterima adanya).


"gerilya pusara delik mencuri

rantai kausa cinta ingin yang milih.

ayam, masihkah aku kesayangan

masihkah aku si pencuri hatimu"[].


a.//Telaah kejadian (senang), perumusan masalah-daftar ingin yang pilih. Sesumbar dengan atap kamarku (senang), berperilaku buruk dengan dinding kamarku. Perencanaan expired (berterima kasih atas waktu).


"nomaden pikir, jalang jluntrung

telah pindah otak di dengkul.

luruskan kaki barangkali ia menggantung

-laju oksigen ke otak, dengkul".


b.//Dialog interogasi-debat kusir-deskontruk (cukup jelas).


"akal ku pilih, hati ku parkir

telah mangkir, aku.

tangan melebar, merengkuh dada kiri.

telah mem[b]atu, khayal ku".


Pasal 2

Karunia tuhan telah hadir, melumasi tenggorokan dayaguna yang kering (sedih). Fatamorgana imajiner perlahan mereskontruk-gradasi kornea alam pikir (sedih). Berterima kasih atas harapan-upaya-perubahan (dapat pesan; nayaka kan pribadi dengan apik).


"semboyanku cinta; adalah statis

kupilih kamu, perempuan manis-".


Babadan 25/11/23



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsolidasi rahsa lintas kabupaten dan kota Jawa Timur (AAP) Asoy-Asolole-Pedot

AAP

Antologi