Puisi I

Sumber photo: Account Deflyne (pixabay.com)

Kopi Mampu Memeluk Rindu

Atmosfer kian berubah, melengkung
Satir-satir itu berkibar maju
Nuansa tanah nian panas debu
Perlahan melembab ternyamun asa

Malam jatuh di hari permulaan senin

Tak banyak bintang malam ini

Hening menidurkan kepala itu

Bertabur, lalu cantiknya wajahmu


Secangkir kopi panas

Dan selembar klausa jeritan tentangmu.

Siap merinduimu, kinasih.


29-08-22


Jepit'isme


Angin era berhenti menari

Dingin permukaan menggigil


Peradaban parkir

Sedang simbol-simbol mangkir


"murobbi ruh…"

Tanpa baju aku ingin lagi 

Datang berjibaku luruh

Kematian yang syahid itu


Tak berani aku, sama sekali

Kebenaran didefinisikan sesuai kepentingan masing-masing


Sudah alas-alas kaki mencari penentuan

Mati, kaki-kaki tak bersandal



24-08-22



Sedang-Berlalu-Akan


Risalah bergeming


Menumbuk batin, menganiaya sunyi


Akal mengganti tugas hati


.


Tatanan adalah fisik


Jalan adalah sunyi


Berserah adalah hati



Selamat atas kepuasan anda.

Malamku biasa-biasa saja

Masih ditemani kopi cangkir pagi buta 

Bersiap ke ujung malam

Dan menyambut si karti

Berdimensi tiga sisi



07-04-18

11-09-22

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsolidasi rahsa lintas kabupaten dan kota Jawa Timur (AAP) Asoy-Asolole-Pedot

AAP

Antologi