Puisi I
Kopi Mampu Memeluk Rindu
Nuansa tanah nian panas debu
Perlahan melembab ternyamun asa
Malam jatuh di hari permulaan senin
Tak banyak bintang malam ini
Hening menidurkan kepala itu
Bertabur, lalu cantiknya wajahmu
Secangkir kopi panas
Dan selembar klausa jeritan tentangmu.
Siap merinduimu, kinasih.
29-08-22
Jepit'isme
Angin era berhenti menari
Dingin permukaan menggigil
Peradaban parkir
Sedang simbol-simbol mangkir
"murobbi ruh…"
Tanpa baju aku ingin lagi
Datang berjibaku luruh
Kematian yang syahid itu
Tak berani aku, sama sekali
Kebenaran didefinisikan sesuai kepentingan masing-masing
Sudah alas-alas kaki mencari penentuan
Mati, kaki-kaki tak bersandal
24-08-22
Sedang-Berlalu-Akan
Risalah bergeming
Menumbuk batin, menganiaya sunyi
Akal mengganti tugas hati
.
Tatanan adalah fisik
Jalan adalah sunyi
Berserah adalah hati
Selamat atas kepuasan anda.
Malamku biasa-biasa saja
Masih ditemani kopi cangkir pagi buta
Bersiap ke ujung malam
Dan menyambut si karti
Berdimensi tiga sisi
07-04-18
11-09-22
Komentar
Posting Komentar